Berawal dari sebuah ketidaksengajaan. Jalan-jalan ke salah satu pelosok di Yogyakarta. Melihat aktivitas belajar-mengajar yang jauh dibilang dari layak. Sekolah dengan ruang kelas apa adanya. Bahkan, tidak ada kamar mandi ataupun toilet di sekolah itu. Bisa dibilang miris. Hidup serasa berat, matipun sayang tentunya. Karena, SMP Katolik ini masih menjadi harapan bagi banyak orang. Bagaimanapun, siswa-siswi masih membutuhkan sekolah ini. Guru-guru yang penuh pengabdian, bertahan dengan iman untuk menghidupi sekolah ini. Honor guru yang tidak seberapa, terkadang masih disumbangkan untuk biaya SPP siswa yang kesulitan pembayaran. Demi tujuan mulia, generasi penerus bangsa tetap harus dicetak.
SMPK Sanjaya Girimulyo, Kulonprogo menjadi awal mula gerakan Wahana Edu. Berlokasi di sekitaran area Gua Maria Lawangsih, sekolah ini menjadi jujugan pendidikan bagi masyarakat sekitar. Melihat ini, tentu menjadi keresahan tersendiri. Bagaimanapun, sekolah ini harus tetap berjalan.
Setelah ngobrol banyak tentang kondisi sekolah, maka inilah awal mula hati tertambat untuk berbuat. Meski tidak seberapa, hanya dana uang sekolah bulanan bagi siswa-siswi, sekiranya itu bisa membantu membuka harapan baru bagi mereka. Dengan pemasukan tambahan berupa SPP yang rutin setiap bulannya, guru-guru bisa mengajar dengan tenang. Karena honor mereka yang meski dibilang tidak seberapa, tidak akan lagi terhambat. Siwa-siswi pun belajar dengan tenang, tanpa takut masuk sekolah karena belum bisa melunasi SPP.
Do small things with great love – Mother Theresa
Mungkin kecil buat kita, tapi besar maknanya bagi mereka yang membutuhkan. Apalagi jika kita melakukannya dengan cinta. Kerinduan hati inilah yang membuat Wahana Edu bergerak untuk datang langsung memberi bantuan kepada yang membutuhkan dan tertinggal, terutama di sektor pendidikan menengah (SMP) pada sekolah Katolik. Semoga karya ini semakin besar, melalui perpanjangan tangan dari banyak orang.